Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam
Nabi Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Al Qur'an, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ دْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِ ۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang orang yang sabar," (QS. Al Anbiya 21 : 85)
وَا ذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَ ۖ اِنَّهٗ كَا نَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi," (QS. Maryam 19 : 56)
وَّرَفَعْنٰهُ مَكَا نًا عَلِيًّا
"Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam 19 : 57)
Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi," adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang ke empat sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Isra’ Mi’raj.
Rasulullah ﷺ ketika Isra’ Mi’raj pernah melewati Nabi Idris, dimana ketika itu ia berada di langit ke empat, lalu Beliau ﷺ mengucapkan kepadanya. Beliau ﷺ bersabda,
"Lalu aku mengucapkan salam kepadanya, ia pun menjawabnya dan berkata, "Selamat datang seorang saudara yang saleh dan nabi yang saleh, dst." (HR. Bukhari)
Ada riwayat bahwa Nabi Idris 'alaihis salam adalah seorang penjahit, ia tidaklah menancapkan jarum kecuali mengucapkan "Subhaanallah."
Ibnu Ishaq menyebutkan, bahwa Idris adalah orang yang pertama menulis dengan pena.
Sebagian ulama menerangkan, bahwa zaman Idris adalah sebelum Nabi Nuh ‘alaihissalam, sedangkan yang lain berpendapat bahwa masanya adalah setelah Nabi Nuh ‘alaihissalam, ia hidup di zaman Bani Israil.
Tentang wafatnya diperselisihkan, ada yang berpendapat bahwa ia tidak mati, tetapi diangkat ke langit dalam keadaan hidup sebagaimana Nabi Isa ‘alaihissalam diangkat. Ada pula yang berpendapat, bahwa ia wafat sebagaimana rasul rasul yang lain wafat.
Tentang ayat "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi," Mujahid berkata, "Nabi Idris diangkat dan tidak wafat sebagaimana Nabi Isa diangkat."
Ibnu Katsir mengomentari perkataan Mujahid, ia berkata, "Jika maksudnya tidak wafat sampai sekarang, maka perlu ditinjau kembali, tetapi jika maksudnya diangkat ke langit dalam keadaan hidup lalu diwafatkan di sana, maka tidak bertentangan dengan riwayat yang lalu dari Ka’ab Al Ahbar, wallahu a’lam."