Kata Mutiara Ali bin Abi Thalib Tentang Ilmu

Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki dan akal tanpa ilmu ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu.

Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.

Ikatlah ilmu dengan menulis.

2 jenis manusia yang tak akan merasa kenyang selama-lamanya, pencari ilmu dan pencari harta.

Apabila akal tidak sempurna maka kurangilah berbicara.

Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.

Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya sama saja menjilatnya. Tetapi melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kebodohan dan kedengkian.

Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta, ilmu itu penghukum dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.

Ilmu adalah sebaik-baik perbendaharaan dan yang paling indah. Ia ringan dibawa, namun besar manfaatnya. Di tengah-tengah orang banyak ia indah, sedangkan dalam kesendirian ia menghibur.

Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya ia hiasan bagi orang kaya dan penolong bagi orang fakir. Aku tidaklah mengatakan, "Sesungguhnya ia mencari dengan ilmu," tetapi aku mengatakan, "ilmu menyeru kepada qana'ah (kepuasan)."

Umur itu terlalu pendek untuk mempelajari segala hal yang baik untuk dipelajari. Akan tetapi, pelajarilah ilmu yang paling penting, kemudian yang penting, dan begitulah seterusnya secara berurutan.

Janganlah engkau memperlakukan secara umum orang yang telah memberimu pengetahuan, tetapi perlakukanlah dia seperti orang-orang yang khusus. Dan ketahuilah bahwa Allah memiliki orang-orang yang dititipi-Nya rahasia-rahasia tersembunyi dan melarang mereka menyebarkan rahasia-rahasia-Nya itu. Ingatlah ucapan seorang laki-laki yang saleh (Khidhr) kepada Musa, Musa sebelumnya berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?" Dia menjawab, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ?"

Pelajarilah ilmu, jika kalian tidak memperoleh keberuntungan dengannya, maka dicelanya zaman bagi kalian lebih baik daripada ia dicela lantaran kalian.

Ilmu adalah kekuatan. Barangsiapa yang mendapatkannya dia akan menyerang dengannya dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya dialah yang akan diserang olehnya.

Ilmu terbagi menjadi 2, yang didapatkan dengan mengikuti dan yang didapatkan dengan belajar, serta ilmu yang didapat dengan belajar tidak akan bermanfaat jika ia tidak diamalkan.

Kecintaan terhadap ilmu termasuk kemuliaan cita-cita.

Seluruh wadah akan menyempit dengan apa yang diletakkan di dalamnya, kecuali wadah ilmu, karena sesungguhnya ia akan bertambah luas.

Akal tidak akan pernah membahayakan pemiliknya selamanya, sedangkan ilmu tanpa akal akan membahayakan pemiliknya.

Jika jawaban berdesak-desakan, maka yang benar akan tersembunyi.

Bagian terpenting ilmu adalah kelemah lembutan, sedangkan cacatnya adalah pernyimpangan. Jika engkau menghendaki ilmu dan kebaikan, maka kibaskanlah (hindarkanlah) dari tanganmu alat kebodohan dan kejahatan. Sebab, sesungguhnya tukang emas tidak akan memungkinkan baginya memulai pekerjaannya kecuali jika dia telah melemparkan alat pertanian dari tangannya. 

Ilmu berhubungan dengan amal. Barangsiapa yang berilmu, niscaya mengamalkan ilmunya. Ilmu memanggil amal jika ia menyambut panggilannya, bila tidak menyambutnya ia akan berpindah darinya.

Pelajarilah ilmu, niscaya kalian akan dikenal dengannya dan amalkanlah ilmu (yang kalian pelajari) itu, niscaya kalian akan termasuk ahlinya.

Wahai para pembawa ilmu, apakah kalian membawanya ? Sesungguhnya ilmu hanyalah bagi yang mengetahuinya, kemudian dia mengamalkannya dan perbuatannya sesuai dengan ilmunya. Akan datang suatu masa, dimana sekelompok orang membawa ilmu, namun ilmunya tidak melampaui tulang selangkanya. Batiniah mereka berlawanan dengan lahiriah mereka dan perbuatan mereka berlawanan dengan ilmu mereka.

Orang yang beramal tanpa ilmu, seperti orang yang berjalan bukan di jalan yang terang. Maka, hal itu tidak menambah jaraknya dari jalan yang terang kecuali semakin jauh dari kebutuhannya. Dan orang yang beramal dengan ilmu, seperti orang yang berjalan di atas jalan yang terang. Maka, hendaklah seseorang memperhatikan apakah dia berjalan ataukah dia kembali ?

Janganlah sekali-kali engkau tidak mengamalkan apa yang telah engkau ketahui. Sebab, setiap orang yang melihat akan ditanya tentang perbuatannya, ucapannya, dan kehendaknya.

Orang yang berilmu tanpa amal seperti pemanah tanpa tali busur

Orang alim adalah lampu Allah ﷻ di bumi. Maka, barangsiapa yang Allah ﷻ menghendaki kebaikan baginya, dia akan memperoleh cahaya (ilmu) itu.

Kedudukan orang alim bagaikan pohon kurma, engkau menunggu kapan buahnya jatuh kepadamu.

Orang alim lebih utama daripada orang yang berpuasa, mengerjakan shalat malam (tahajud), dan yang berjihad dijalan Allah ﷻ. Jika seorang alim meninggal, maka terjadi lubang dalam Islam yang tidak tertutupi sehingga datang orang alim lain yang datang kemudian (menggantikannya).

Orang yang (keluar dari rumahnya) mencari ilmu, para malaikat akan mengantar kepergiannya sehingga dia pulang (ke rumahnya).

Orang alim adalah yang mengetahui kemampuan dirinya, dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika dia tidak mengetahui kemampuan dirinya.

Ketahuilah ! Sesungguhnya hamba-hamba Allah ﷻ yang memelihara ilmu-Nya, menjaga yang dijaga-Nya, dan memancarkan mata air ilmu-Nya, mereka ini saling berhubungan dengan wildyah (perwalian), saling bertemu dengan kecintaan, minum bersama dengan gelas pemikiran, dan pergi dengan meninggalkan bau yang harum. Mereka tidak dicampuri oleh keraguan, dan tidak pula mereka bersegera dalam mengumpat. Berdasarkan hal itulah, mereka mengukuhkan pembawaan dan akhlak mereka, saling mencintai, dan saling berhubungan di antara sesama mereka. Mereka ini seperti keunggulan benih yang telah dipilih, yang diambil darinya dan dilemparkan. Ia telah dipisahkan oleh penyaringan dan dibersihkan oleh pembersihan.

Di antara hak seorang guru terhadap muridnya adalah hendaklah si murid tidak terlalu banyak bertanya kepadanya, tidak membebaninya dalam memberikan jawaban, tidak mendesaknya jika dia sedang malas, tidak menyebarkan rahasianya, dan tidak mengumpat seorang pun di sisinya.

Orang yang alim adalah yang mengetahui bahwa apa yang diketahuinya, jika dibandingkan dengan apa yang tidak diketahuinya, sangatlah sedikit. Maka, karena itulah dia menganggap dirinya bodoh. Oleh karena itu, bertambahlah kesungguhannya dalam mencari ilmu karena pengetahuannya akan hal itu.

Kesalahan yang dilakukan seorang alim seperti kapal yang pecah, maka ia tenggelam dan tenggelam pula bersamanya banyak orang.

Jika seorang alim tertawa satu kali, maka dia telah membuang satu ilmu dari dirinya.

Orang yang bodoh adalah yang menganggap dirinya tahu tentang ma'rifat ilmu yang sebenarnya tidak diketahuinya dan dia merasa cukup dengan pendapatnya saja.

Orang yang alim mengetahui orang yang bodoh karena dia dahulunya adalah orang yang bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang alim karena dia tidak pernah menjadi orang alim.

Orang bodoh adalah kecil meskipun dia orang tua, sedangkan orang alim besar meskipun dia masih remaja.

Allah ﷻ tidak memerintahkan kepada orang bodoh untuk belajar sebelum Dia memerintahkan terlebih dahulu kepada orang alim untuk mengajar.

Segala sesuatu menjadi mudah bagi 2 macam orang, orang alim yang mengetahui segala akibatnya dan orang bodoh yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.

Ada 2 orang yang membinasakanku, orang bodoh yang ahli ibadah dan orang alim yang mengumbar nafsunya.

Imam Ali menjawab pertanyaan seorang yang bertanya kepadanya tentang kesulitan, dia berkata, "Bertanyalah engkau untuk dapat memahami dan janganlah engkau bertanya dengan keras kepala. Sebab, sesungguhnya orang bodoh yang terpelajar serupa dengan orang alim dan orang alim yang sewenang-wenang serupa dengan orang bodoh yang keras kepala.

Engkau tidaklah aman dari kejahatan orang bodoh yang dekat denganmu dalam kekerabatan dan ketetanggaan. Sebab, yang paling dikhawatirkan terbakar nyala api adalah yang paling dekat dengan api itu.

Alangkah buruknya orang yang berwajah tampan, namun dia bodoh. Ia seperti rumah yang bagus bangunannya, tetapi penghuninya orang yang jahat atau seperti taman yang penghuninya adalah burung hantu atau kebun kurma yang penjaganya adalah serigala.

Janganlah engkau berselisih dengan orang bodoh, janganlah engkau mengikuti orang pandir, dan janganlah engkau memusuhi penguasa.

Yang engkau lihat dari orang yang bodoh hanyalah 2 hal, melampaui batas atau boros.

Sebodoh-bodoh orang adalah orang yang tersandung batu 2 kali.

Menetapkan hujjah terhadap orang bodoh adalah mudah, tetapi mengukuhkannya yang sulit.

Tidak ada kebaikan dalam hal diam tentang suatu hukum, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam hal berkata dengan kebodohan.

Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kebodohan dan tidak ada kefakiran yang sebanding dengan kebodohan.
LihatTutupKomentar